Dalam menjalani biduk rumah tangga, setiap pasangan suami istri pasti akan merasakan lika-liku kehidupan yang di dalamnya terdapat kebahagiaan, kesedihan serta berbagai cobaan hidup. Setiap orang yang membina rumah tangga pasti akan merasakan ujian, karena hakikatnya hidup ini adalah ujian untuk menjadi pribadi yang lebih baik di mata Allah SWT.
Rumah tangga yang diridhai Allah, adalah rumah tangga yang senantiasa menghadirkan kesabaran dalam menghadapi segala masalah atau ujian yang ada di dalamnya. Sabar dalam berumah tangga adalah melewati segala ujian dalam rumah tangga tanpa melibatkan amarah atau hawa nafsu.
Seorang istri dalam kehidupan berumah tangga mempunyai peran yang sangat penting dalam menghadirkan surga dalam rumah tangganya. Istri shalehah akan senantiasa ikhlas dan sabar dalam menjaga ikatan suci pernikahan.
Kesabaran seorang istri merupakan bentuk ketaatan yang sangat tinggi yang akan mendapat pahala besar di sisi Allah. Istri yang sabar, akan senantiasa memohon pertolongan Allah disertai ikhtiar mencari ilmu dan kesungguhan untuk menguatkan kesabarannya.
Istri yang sabar akan berusaha menghadirkan ketenangan, sifat qana’ah, dan prasangka yang baik terhadap Allah. Lisannya akan senantiasa terjaga dengan perkataan-perkataan yang lembut, jiwanya bersih, dan berusaha menghadirkan kebahagiaan hati yang bersumber dari keimanan dan ketakwaan.
Allah SWT berfiman :
لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا وَلِسَاناً ذَاكِرًا وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِيْنُ أَحَدَكُمْ عَلَى أَمْرِ الْآخِرَةِ
“Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat.” (HR. Ibnu Majah no. 1856, dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah no. 1505).
Di antara keutamaan-keutamaan istri yang sabar adalah mendapatkan pahala kesabaran seperti pahala Siti Asiyah istri Fir’aun yang dzalim. Begitu hebat Siti Asiyah menghadapi siksaan dan kedzaliman suaminya yang mengaku dirinya sebagai Tuhan. Siti Asiyah menghadapi siksaan ini dengan penuh kesabaran disertai senyuman dalam setiap rasa sakit yang ia terima sampai maut menjemputnya, sehingga namanya tercatat sebagai wanita mulia yang dijamin masuk surga atas kesabarannya menghadapi akhlak buruk suaminya. Rasulullah SAW bersabda :
مَن صَبَرَت عَلى سوءِ خُلُقِ زَوجِها؛ أعطاها مِثلَ ثَوابِ آسِيَةَ بِنتِ مُزاحِمٍ
“Jika seorang istri sabar menghadapi keburukan akhlak suaminya, maka Allah akan memberikan pahala seperti yang diberikan kepada Asiyyah istri Fir’aun. “(H.R Muslim).
Sifat sabar bagi seorang istri merupakan bentuk sikap tanggungjawab terhadap perannya dalam rumah tangga. Karena dengan kesabarannya, dia melaksanakan segala kewajiban dalam rumah tangga dengan baik. Istri yang sabar, merupakan idaman para suami, karena sabar adalah salah satu sifat wanita penyayang yang tentu akan membuat suami bahagia bahkan menjauhkan kita dari laknat Allah. Sabar bagi seorang istri juga merupakan amalan utama dan akan mendapat keridhaan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda :
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ الْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوقُ غَضْمًا حَتَّى تَرْضَى
“Maukah aku beri tahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata, “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, asy- Syaikh Albani rahimahullah, no. 287)
Istri yang sabar merupakan teladan yang baik sebagaimana istri-istri Rasulullah yang begitu mulia, yang selalu menjunjung ketaatan kepada Allah, melayani suami dan anak-anaknya dengan penuh rasa syukur walaupun dalam keadaan susah sekalipun.
Dan yang terpenting, sifat sabar bagi seorang istri merupakan sifat yang akan mengahatarkan kepada diijabahnya doa-doa yang terucap. Allah Swt berfirman :
وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا ٱمْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ٱبْنِ لِى عِندَكَ بَيْتًا فِى ٱلْجَنَّةِ وَنَجِّنِى مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِۦ وَنَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ
“Dan Allah menjadikan isteri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim.” (Q.S At-tahriim : 11).
Oleh karenanya, perempuan-perempuan mukmin akan senantiasa berusaha menjadikan kesabaran sebagai pondasi utama dalam menjalani kehidupan diiringi kekuatan doa dan ketawakalan serta rasa syukur dalam setiap keadaan dan menjadikannya istri yang mulia di hadapan Allah SWT. WaLlahu A’lam bis Shawwab