Dalam sehari terdapat lima waktu berharga bagi seorang Muslim, yaitu waktu-waktu shalat. Shalat Zhuhur; ‘Ashar; Maghrib; ‘Isya; dan Shubuh (QS. Al-Isra` ayat 78). Bagaimana tidak berharga, karena waktu-waktu tersebutlah ada ‘jadwal’ digugurkannya dosa-dosa seorang hamba, jika ia mendirikan shalat tepat pada waktunya. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang mengumpamakan seorang muslim jika mendirikan shalat lima waktu seperti seseorang yang mandi di sungai dengan air yang jernih sebanyak lima kali dalam sehari semalam. Maka bisa dibayangkan tidak akan tersisa kotoran sedikitpun di badannya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: ” أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا، مَا تَقُولُ: ذَلِكَ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ ” قَالُوا: لاَ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا، قَالَ: «فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الخَمْسِ، يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الخَطَايَا
Dari Abu Hurairah, bahwasannya ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Bagaimana menurutmu, kalau ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi dalam sungai itu setiap hari sebanyak lima kali. Apa yang akan kalian katakan, apakah akan tersisa kotorannya walau sedikit? Mereka (Para Sahabat) menjawab: “Tidak akan tersisa kotorannya sedikitpun.” Beliau bersabda: “Maka demikianlah perumpamaan shalat lima waktu, Allah akan menghapuskan dosa-dosa dengannya (dengan shalat lima waktu).” [HR. Bukhari, 1/112, no. 528].
Selain menjadi kesempatan untuk digugurkannya dosa, shalat pun menjadi benteng bagi diri dari melakukan perbuatan keji dan mungkar (QS. Al-‘Ankabut ayat 45). Seorang manusia pasti tidak akan pernah luput dari godaan atau bisikan setan, membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia (QS. An-Nas ayat 4-5), makanya manusia diperintah untuk shalat lima waktu sebagai benteng diri dari perbuatan keji dan mungkar tersebab bisikan-bisikan jahat. Dua hal tersebut cukup dijadikan dasar mengapa waktu-waktu shalat yang lima menjadi waktu-waktu berharga setiap harinya. Mestinya kelima waktu tersebutlah yang dinanti-nantikan oleh setiap muslim, bukan malah dilalaikan atau bahkan dilupakan.
Setiap orang yang mengaku muslim pasti sudah hafal betul Rukun Islam yang lima. Dimana Islam dibangun atas lima pondasi, yakni: syahadat, shalat, shaum Ramadlan, zakat, dan Haji bagi yang mampu. Berikut haditsnya:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسَةٍ، عَلَى أَنْ يُوَحَّدَ اللهُ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَصِيَامِ رَمَضَانَ، وَالْحَجِّ».
Dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda: “Islam dibanghun atas lima hal: Mengesakan Allah (mengucapkan dua kalimat syahadat), mendirikan shalat, menunaikan zakat, shaum Ramadlan, dan haji.” [HR. Muslim, 1/ 45, No. 16].
Maka, seyogyanya siapapun yang mengaku Islam untuk mendirikan shalat lima waktu setiap hari, karena ia bagian dari rukun yang lima itu, dan karena shalat menjadi kewajiban bagi seorang Mukmin (QS. An-Nisa` ayat 103). Di antara rukun-rukun tersebut rukun ini sering disebut dengan tiangnya agama, ‘imaduddin. Seperti halnya tiang, dimana suatu bangunan kokoh berdiri tersebab adanya tiang-tiang yang menyangga atap di atasnya. Begitupula shalat dalam Islam, shalat ibarat tiangnya, dan rukun Islam lainnya sebagai bangunannya. Tidak akan berdiri kokoh keislaman seseorang, jika tidak mendirikan shalat lima waktu.
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلَاةُ
“Sesungguhnya amalan seorang hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat” [HR. Abu Dawud, 1/229, No. 864].
Setiap Muslim pasti meyakini betul bahwa kehidupan di dunia ini tidak abadi. Akan ada masa dimana segala amalan di dunia akan dihisab di akhirat kelak, sebagai penentu tempat keabadiannya. Oleh sebab itu, setiap Muslim pun harus meyakini bahwa amalan pertama yang akan dihisab (dihitung) kelak adalah shalat. Jika shalatnya saja masih lalai, maka bagaimana dengan penghisaban amal lainnya. Oleh karena itu, dirikanlah shalat lima waktu setiap harinya, tidak ada yang terlewat.
Ini menjadi tugas utama bagi seorang pendidik, wahai kau Muslimah! Dari buaian kasih sayang dan tarbiyah–mu pada anak-anak, kau berkewajiban untuk mengenalkan tentang shalat pada mereka. Kau berkewajiban untuk menanamkan nilai ibadah sejak dini. Menanamkan shalat kepada anak-anakmu sedari kecil. Karena hal itu, akan tertancap begitu dalam bagi mereka sehingga kelak saat bertambahnya usia, mereka tidak lagi lupa ataupun merasa berat dengan keharusan mendirikan shalat lima waktu setiap harinya. Mengajari anak kecil bagaikan mengukir pada sebuah batu, meskipun memang sulit, tapi akan terpatri begitu dalam, dalam benaknya. Wa-Llahu a’lam.