عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ. رواه البخاري
“Dari Abu Hurairah radliya-‘Llahu ‘anhu dari Nabi shalla-‘Llahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Apabila salah seorang dari kalian bersin, hendaklah ia memuji Allah, dan kewajiban seorang muslim yang mendengarnya untuk mendo’akan. Sedangkan menguap datangnya dari syetan,maka hendaknya ia menahan semampunya. Jika ternyata ia sampai mengucapkan “haah”, maka setan akan tertawa karenanya.” (Shahih al-Bukhari no. 6.226)
Menguap itu sesuatu yang sunnatullah, setiap orang akan mengalami yang namanya menguap. Bagi sebagian orang menguap dengan membuka mulut lebar-lebar dianggap hal yang biasa. Bahkan ada yang sampai disengaja, sampai mengeluarkan suara kuap. Sehingga orang-orang yang berada di dekatnya menjauh, karena ketidaknyamanannya.
Dalam ajaran Islam yang mengatur segala urusan yang detail, urusan menguap pun diajarkan oleh Nabi Muhammad shalla-‘Llahu ‘alaihi wa sallam bagi ummatnya. Bahkan bagi orang muslim jangan menganggap sepele masalah menguap ini, karena ternyata telah diatur oleh Rasulullah shalla-‘Llahu ‘alaihi wa sallam. Maka bagi seorang muslim, harus mengamalkan adab yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shalla-‘Llahu ‘alaihi wa sallam khususnya tentang menguap ini.
Menguap itu dibenci oleh Allah ‘azza wa jalla, karena menguap itu berasal dari setan. Segala sesuatu yang berasal dari setan, maka Allah akan membencinya. Begitupun orang beriman, harus membenci menguap. Menguap itu mengakibatkan kemalasan dan kelemahan dalam menjalani aktivitas kesehariannya.
Berikut beberapa komentar para ulama tentang menguap, diantaranya, menurut Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam, menguap itu bukan keinginan sendiri, tetapi karena kemalasan dan rasa kantuk berat. (Taudhihul Ahkam, jilid 2, hal. 105)
Sedangkan menurut Abu Thayyib, menguap terjadi karena mengantuk berat. Menguap itu mengeluarkan nafas sambil mengangakan mulut, hal itu timbul karena perut kenyang, berat jiwanya, dan kotor panca inderanya hingga mengakibatkan kelalaian, kemalasan, serta mengakibatkan jeleknya pemahaman. Maka ini tentu dibenci oleh Allah. (Aunul Ma’bûd, jilid 8, hal. 334-335)
Jadi, penyebab menguap itu bisa karena perut kenyang hingga kemudian menimbulkan rasa kantuk. Menguap itu merupakan awal dari kemalasan. Sedangkan kemalasan dalam beraktifitas dan beribadah sangat dibenci Allah.
Adapun adab ketika akan menguap adalah dengan cara menahan semampunya. Hal ini sebagaimana yang jelaskan melalui dalil-dalil berikut ini:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ. رواه البخاري
“Dari Abu Hurairah radliya-‘Llahu ‘anhu dari Nabi shalla-‘Llahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Apabila salah seorang dari kalian bersin, hendaklah ia memuji Allah, dan kewajiban seorang muslim yang mendengarnya untuk mendo’akan. Sedangkan menguap datangnya dari syetan,maka hendaknya ia menahan semampunya. Jika ternyata ia sampai mengucapkan “haah”, maka setan akan tertawa karenanya.” (Shahih al-Bukhari no. 6.226)
Ibnu Hajar mengutip pendapat Ibnu Bathal dalam kitab Fathul Barinya serta menjelaskan bahwa disandarkannya menguap kepada setan karena memang setan suka dan ingin manusia menguap. Dengan menguap, maka manusia akan berubah wajahnya, sehingga setan akan mentertawakannya. Kemudian Ibnu ‘Arabi berkata: “Sesungguhnya setiap perbuatan yang dibenci, maka syariat menisbahkannya kepada setan. Sedangkan setiap perbuatan yang baik, maka syariat akan menisbahkannya kepada malaikat. Menguap itu diakibatkan dari perut yang kenyang, maka darinya itu akan timbul kemalasan, dan itu disukai oleh setan. Berbeda dengan bersin yang disebabkan dari sedikitnya makan, maka akan timbul kerajinan dan kedisiplinan, dan itu disukai oleh malaikat. Imam Nawawi berkata, “Menguap disandarkannya kepada setan, karena setan selalu mengajak kepada syahwat, tatkala perut penuh dengan makanan dan kekenyangan. (Fathul Bari, jilid 10, hal. 688
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ» رواه مسلم.
“Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shalla-‘Llahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Menguap itu dari setan, maka ketika salah satu dari kalian menguap, maka tahanlah semampunya!”. (Shahih Muslim no. 2.994)
حَدَّثَنِي أَبُو غَسَّانَ الْمِسْمَعِيُّ مَالِكُ بْنُ عَبْدِ الْوَاحِدِ، حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ، حَدَّثَنَا سُهَيْلُ بْنُ أَبِي صَالِحٍ، قَالَ: سَمِعْتُ ابْنًا لِأَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، يُحَدِّثُ أَبِي، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ، فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ» رواه مسلم
“Menceritakan kepadaku Abu Ghisan al-Musma’iy Malik bin Abdul Wahid, menceritakan kepadaku Basyar bin Mufadhal, menceritakan kepada kami Suhail bin Abi Sholih berkata: “Aku mendengar anak Abu Sa’id al-Khudriy bercerita, “Ayahku dari Kakekku berkata: “Bersabda Rasulullah shalla-‘Llahu ‘alaihi wa sallam: “Ketika salah satu di antara kalian menguap, maka tahanlah dengan menutup mulut dengan tangan. Karena sesungguhnya setan akan masuk.” (Shahih Muslim no. 2995)
Imam Nawawi menguatkan kembali penjelasan sebelumnya bahwa menguap itu bersal dari setan serta mengakibatkan kemalasan. Dan setan suka dengan keadaan tersebut. Menurut Nabi shalla-‘Llahu ‘alaihi wa sallam, bahwa sesungguhnya Allah mencintai bersin dan membenci menguap, para ulama berpendapat bahwa bersin mengakibatkan kepada kerajian dan kedisiplinan dan ringannya badan dalam melaksanakan ibadah. Hal ini berbeda dengan menguap, biasanya terjadi karena beratnya badan karena perut terlalu kenyang, dan hal ini akan mengarah kepada kemalasan, hingga kemudian setan akan mengajak kepada syahwat. Dan sumber dari menguap itu adalah besarnya perut dan banyaknya makan. (Syarhu an-Nawawi ‘ala Muslim, hal. 1.719)
Menurut Imam Nawawi maksud menahan menguap ketika akan menguap adalah menahannya hingga tidak keluar bunyi “haaa”. Para ulama berpendapat bahwa hadits di atas adalah perintah untuk menahan menguap, dengan cara menutup mulut dengan tangan, agar setan tidak sampai masuk ke dalam mulut, serta jangan sampai keluar bunyi “haa” sehingga menggambarkan bentuk wajah yang buruk. (Syarhu an Nawawi ‘alaa Muslim, hal. 1.719)
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنِ ابْنِ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ عَلَى فِيهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ» رواه أبو داود
“Menceritakan kepadaku Ahmad bin Yunus, menceritakan padaku Zahir dari Sahil, dari Ibnu Abi Said al-Khudri dari ayahnya berkata: “Rasulullah shalla-‘Llahu ‘alaihi wa sallam berabda: “Ketika salah satu dari kalian menguap, maka tahanlah mulutmu karena sesungguhnya setan akan masuk.”(HR Abu Dawud, Nom0r 5.018)
Menguap ketika Shalat
Menguap itu hukumnya makruh atau dibenci, baik di luar shalat atau ketika shalat. Namun, ketika shalat, menguap itu amat sangat dibenci. Ibnu Hajar mengatakan bahwa setan itu selalu mempunyai tujuan yang kuat agar orang yang shalat itu kacau konsentrasinya alias tidak khusyu ketika shalat. Maka menguap ketika shalat itu sangat dibenci. (Fathul Bari, jilid 10, hal. 689)
Menguap ketika shalat itu ciri tidak khusyu shalatnya. Ketika seseorang shalat, kemudian dia buyar konsentrasinya, atau melamun, tidak focus, biasanya orang itu akan menguap. Maka Rasulullah shalla-‘Llahu ‘alaihi wa sallam memberi petunjuk kepada ummatnya, ketika sedang shalat akan menguap, maka tahanlah semampunya, jangan sampai menguap serta mengeluarkan bunyi “haa”, karena setan akan masuk kepada orang yang menguap melalui mulutnya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ، فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ» رواه مسلم والترمذي، وزاد: “في الصلاة”
“Dari Abu Hurairah semoga Allah meridoi kepadanya, bahwa Rasulullah shalla-‘Llahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Menguap itu dari setan, maka ketika salah satu dari kalian menguap, maka tahanlah semampunya!” H. R. Muslim dan Tirmidzi, dan ia menambahkan: “(menguap) ketika Shalat.” Ibnu Hajar memasukkan hadits di atas dalam Bulughul Maram, Kitab Al-Shalat Bab al-Hatstsu ‘ala al-Khusyu’i fi al-Shalati.
عَنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلَاةِ، فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ» رواه مسلم
Dari Abu Sa’id al-Khudri semoga Allah meridhai kepadanya ia berkata: “Rasulullah shalla-‘Llahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian akan menguap ketika shalat, maka tahanlah semampunya, karena sesungguhnya setan akan masuk. (H. R. Muslim, nomor 2.995)
WaLlahu A’lam