

Di dalam al-Quran disebutkan bahwa dosa pelaku riba akan dibangkitkan dalam kubur seperti orang yang kerasukan setan. Ancaman yang disebutkan dalam surat al-Baqarah: 273 menggambarkan begitu mengerikannya dosa riba.
Selain di dalam al-Quran, ada beberapa riwayat yang menyebutkan bahwa ada tujuh puluh tiga (73) pintu dosa pelaku riba dan pintu yang paling ringan ialah dosa semisal orang yang menzinahi ibu kandungnya sendiri. Hadits ini pun tidak main-main mengancam kepada para pelaku dosa riba. Namun bagaimanakan kedudukan hadits tersebut. Berikut kami hadirkan riwayat-riwayat tersebut beserta anlisanya.
Hadits yang menerangkan adanya 73 pintu dosa bagi pelaku riba adalah sebagai berikut:
Ų§ŁŲ±ŁŲØŁŲ§ Ų«ŁŁŲ§ŁŲ«ŁŲ©Ł ŁŁŲ³ŁŲØŁŲ¹ŁŁŁŁŁ ŲØŁŲ§ŲØŁŲ§ Ų£ŁŁŲ³ŁŲ±ŁŁŁŲ§ Ł ŁŲ«ŁŁŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŲŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲ¬ŁŁŁ Ų£ŁŁ ŁŁŁŁ
āRiba Itu ada 73 pintu (dosa), yang paling ringan adalah semisal dosa seseorang yang menzinahi ibu kandungnya sendiri.
Hadits di atas ternyata tidak aman dari kritikan ulama ahli hadits. Para ahli hadits memberikan catatan pada rawi-rawi yang meriwayatkan hadits tersebut. Berikut di antara cacatan para ahli hadits.
Analisis Sanad
Hadits di atas diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah melalui dua jalur. Jalur pertama melalui Abu Hurairah – Abu Salamah ā Yahya ā Ikrimah. Jalur kedua melalui Abu Hurairah ā Saāid al-Maqburi ā Abu Maysāar. Dari jalur pertama ini terdapat berapa kritikan terhadap rawi yang bernama Ikrimah. Nama aslinya adalah Ikrimah ibn āAmmar. Abu Hatim dalam kitab jarh wa taādilnya menyebutkan bahwa dia (Ikrimah) adalah seorang rawi yang shaduq (jujur) namun hadits yang diriwayatkannya terdapat banyak kesalahan dan ia banyak mentadliskan (memalsukan hadits) ketika hadits itu diterima dari Yahya bin Abi Katsir.
Al-Mizzi dalam kitab Tahdzibul Kamalnya menyebutkan bahwa Ikrimah adalah rawi yang shaduq dan banyak yang meriwayatkan hadits darinya semisal Syuābah, ats-Tsauri, dan Yahya al-Qathan. Bahkan Yahya bin Maāin dan Ahmad bin Hanbal menilainya tsiqah (kredibel/ kuat hafalannya). Akan tetapi memang, jika hadits yang ia terima bersumber dari Yahyan bin Abi Kastir maka didhaifkan (dinilai lemah) periwayatannya. Demikian halnya catatan Ibnu Abi Hatim dalam Jarh wa Taādilnya yang tidak jauh berbeda.
ŁŁŁŁŲ§ŁŁ Ų²ŁŁŁŲ±ŁŁŁŁŲ§ ŲØŁŁŁ ŁŁŲŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ³ŁŁŲ§Ų¬ŁŁ : ŲµŁŲÆŁŁŁŁŁ Ų Ų±ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁ Ų“ŁŲ¹ŁŲØŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŲ«ŁŁŁŁŲ±ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŲ·ŁŁŲ§ŁŁ Ų ŁŁŁŁŲ«ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲŁŁŁŁ ŲØŁŁŁ Ł ŁŲ¹ŁŁŁŁŁŲ ŁŁŲ£ŁŲŁŁ ŁŲÆŁ ŲØŁŁŁ ŲŁŁŁŲØŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŁ ŁŁŲŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŲ·ŁŁŲ§ŁŁ Ų¶ŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁ Ų£ŁŲŁŲ§ŲÆŁŁŁŲ«Ł Ų¹ŁŁŁ ŁŁŲŁŁŁŁ ŲØŁŁŁ Ų£ŁŲØŁŁ ŁŁŲ«ŁŁŁŲ±Ł -ŲŖŁŁŁŲ°ŁŁŁŲØŁ Ų§ŁŁŁŁŁ ŁŲ§ŁŁ
Zakaria bin Yahya al-Saaji berkata, āia shaduq,.ā Syuābah, ats-Tsauriy dan Yahya al-Qathan meriwayatkan darinya. Yahya ibn Main dan Ahmad ibn HanbalĀ mentsiqahkannya namun Yahya al-Qathan mendhaifkannya pada hadits-hadits yang ia terima dari Yahya bin Abi Katsir
Ų³ŁŲ£ŁŁŁŲŖŁ Ų£ŁŲØŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŲ±ŁŁ ŁŲ©Ł ŲØŁŁŁ Ų¹ŁŁ ŁŁŲ§Ų±Ł ŁŁŁŁŲ§ŁŁ : ŁŁŲ§ŁŁ ŲµŁŲÆŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ±ŁŲØŁŁ ŁŲ§ ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ ŲŁŲÆŁŁŁŲ«ŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲØŁŁ ŁŲ§ ŲÆŁŁŁŁŲ³Ł ŁŁŁŁŁ ŲŁŲÆŁŁŁŲ«ŁŁŁĀ Ų¹ŁŁŁ ŁŁŲŁŁŁŁ ŲØŁŁŁ Ų£ŁŲØŁŁ ŁŁŲ«ŁŁŁŲ±Ł ŲØŁŲ¹ŁŲ¶Ł Ų§ŁŁŲ£ŁŲŗŁŲ§ŁŁŁŁŲ·Ł- Ų§ŁŲ¬Ų±Ų ŁŲ§ŁŲŖŲ¹ŲÆŁŁ ŁŲ§ŲØŁ Ų£ŲØŁ ŲŲ§ŲŖŁ
Aku (Ibn Abi Hatim) bertanya kepada ayahku tentang Ikrimah bin āAmmar, ia berkata, āBeliau Shaduq, namun terkadang pada haditsnya banyak yang salah dan terkadang ia mentadliskan hadits serta pada hadisnya yang ia terima dari Yahya bin Abi Katsir sebagiannya banyak sekali kesalahan. (Jarh wa Taādil karya Abi Hatim)
Catatan berikutnya diberikan oleh Al-Jurjani dalam kitabnya al-Kamil fi Dhuāafaā ar-Rijal. Ia menyebutkan beberapa komentar para pakar hadits mengenai Ikrimah. Imam al-Bukhari misalnya, mengatakan bahwa hadits tentang riba dan zina yang ia (Ikrimah) terima dari Yahya bin Abi Katsir dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dari Nabi saw adalah munkarul hadits.
Ų³ŁŁ ŁŲ¹ŁŲŖŁ Ų§ŲØŁŁŁ ŲŁŁ ŁŁŲ§ŲÆŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁ : ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŲØŁŲ®ŁŲ§Ų±ŁŁŁŁ : ŁŁŲ§ŁŁ Ų¹ŁŲØŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁ ŲØŁŁŁ Ų²ŁŁŁŲ§ŲÆŁ : ŲŁŲÆŁŁŲ«ŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŲ±ŁŁ ŁŲ© ŲØŁŁŁ Ų¹ŁŁ ŁŁŲ§Ų±Ł Ų Ų¹ŁŁŁ ŁŁŲŁŁŁŁ ŲØŁŁŁ Ų£ŁŲØŁŁ ŁŁŲ«ŁŁŁŲ±Ł Ų Ų¹ŁŁŁ Ų£ŁŲØŁŁ Ų³ŁŁŁŁ ŁŲ©Ł Ų Ų¹ŁŁŁ Ų£ŁŲØŁŁ ŁŁŲ±ŁŁŁŲ±ŁŲ©Ł Ų Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁŁŁ ŲµŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲØŁŲ§ ŁŁŲ§ŁŲ²ŁŁŁŁŲ§ Ų Ł ŁŁŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŁŲŁŲÆŁŁŁŲ«Ł- Ų§ŁŁŲ§Ł Ł ŁŁ Ų§ŁŲ¶Ų¹ŁŲ§Ų”.
Aku mendengar Ibnu Hamad berkata, telah berkata imam al-Bukhari, telah berkata Abdullah bin Ziyad, telah menerangkan keapda kami Ikrimah bin āAmmar dari Yahya bin Abi Katsir dari Abi Salamah dari Abi Hurairah dari Nabi saw tentang riba dan zina, adalah munkarul hadits.
Pada kesempatan lain, imam al-Bukhari menilai hadits yang diriwayatkan oleh Ikrimah yang diterima dari Yahya bin Katsir adalah idhtirab haditsnya. Maka dari itu, dari jalur periwayatan hadits ini Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Taqrib at-Tahdzib menyimpulkan sebagai berikut:
ŲµŁŲÆŁŁŁŁŁ ŁŁŲŗŁŁŁŲ·Ł Ų ŁŁŁŁŁ Ų±ŁŁŁŲ§ŁŁŲŖŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŁŲŁŁŁŁ ŲØŁŁŁ Ų£ŁŲØŁŁ ŁŁŲ«ŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŲ¶ŁŲ·ŁŲ±ŁŲ§ŲØŁ Ų ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ ŁŁŲŖŁŲ§ŲØŁ -ŲŖŁŲ±ŁŲØ Ų§ŁŲŖŁŲ°ŁŲØ.
Shaduq namun banyak kelirunya, dan hadits yang diriwayatkannya dari Yahya bin Abi Kastir adalah idhtirab serta sama sekali ia tidak memiliki catatan (hadits).
Dengan demikian, dari jalur periwayatan ini haditsnya sangat dhaif disebabkan keidhtiraban Ikrimah yang telah menerima hadits tersebut dari Yahya bin Abi Katsir.
Adapun jalur kedua, yaitu melalui Abu Hurairah ā Saāid al-Maqburi ā Abu Maysāar juga tidak terlepas dari beberapa kritikan. Kali ini kritikan tersebut dialamatkan pada rawi yang bernama Abu Masyāar. Imam at-Tirmidzi menyebutkannya sebagai seorang rawi yang banyak diperbincangkan tentang hafalannya. Imam al-Bukhari menilainya munkarul hadits, bahkan al-Bukhari sama sekali tidak meriwayatkan hadits darinya. An-Nasaāi dan Abu Daud menilainya dhaif.
ŁŁŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŲŖŁŁŲ±ŁŁ ŁŲ°ŁŁŁŁ : ŁŁŲÆŁ ŲŖŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŲØŁŲ¹ŁŲ¶Ł Ų£ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų£ŁŲØŁŁ Ł ŁŲ¹ŁŲ“ŁŲ±Ł Ł ŁŁŁ ŁŁŲØŁŁŁ ŲŁŁŁŲøŁŁŁ Ų ŁŁŲ§ŁŁ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁ : ŁŲ§Ł Ų£ŁŲ±ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁ Ų“ŁŁŁŲ¦ŁŲ§-ŲŖŁŁŁŲ°ŁŁŁŲØŁ Ų§ŁŁŁŁŁ ŁŲ§ŁŁ.
Imam al-Tirmidzy berkata,Sungguh sebagian ulama ahli ilmu telah memperbincangkan Abi Ma;syar dalam segi hafalannya. Muhammad (al-Bukhari) berkata, āAku sama sekali tidak meriwayatkan hadits darinya.ā
ŁŁŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŲØŁŲ®ŁŲ§Ų±ŁŁŁŁ : Ł ŁŁŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŁŲŁŲÆŁŁŁŲ«Ł-ŲŖŁŁŁŲ°ŁŁŁŲØŁ Ų§ŁŁŁŁŁ ŁŲ§ŁŁ.
Imam al-Bukhari berkata, āDia munkarul hadits.ā
ŁŁŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ³ŁŲ§Ų¦ŁŁŁŁ Ų ŁŁŲ£ŁŲØŁŁŁ ŲÆŁŲ§ŁŁŲÆŁ : Ų¶ŁŲ¹ŁŁŁŁŁ-ŲŖŁŁŁŲ°ŁŁŁŲØŁ Ų§ŁŲŖŁŁŁŁŲ°ŁŁŁŲØŁ.
Imam Al-Nasaāi dan Abu Dawud berkata, āDia dhaif.ā
Imam al-Dzahabi berkata dalam Talkhis Kitab al-Maudhuāatnya sebagai berikut:
” Ų§ŁŲ±ŁŁŲØŁŲ§ Ų³ŁŲØŁŲ¹ŁŁŁŁ ŲØŁŲ§ŲØŲ§Ų Ų£ŲµŲŗŲ±ŁŲ§ ŁŁŲ§ŁŁŁŲ°Ł ŁŁŁŁŲ Ų£Ł Ł “. ŁŁŁŁŁ: Ų¹ŲØŲÆ Ų§ŁŁŁ ŲØŁ Ų²ŁŁŁŲ§ŲÆ ŁŁŲ§ŁŁŲ Ų«ŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŲ±ŁŁ ŁŲ© ŲØŁ Ų¹Ł Ų§Ų±Ų Ų¹ŁŁ ŁŲŁŁ ŲØŁ Ų£ŲØŁ ŁŲ«ŁŲ±Ų Ų¹ŁŁ Ų£ŲØŁ Ų³ŁŁŁ ŁŲ©Ų Ų¹ŁŁ Ų£ŲØŁ ŁŁŲ±ŁŁŁŲ±ŁŲ©Ų Ų¹ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁ . Ų±ŁŁŁŲ§ŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§Ų«ŁŁŁŲ§ŁŲ ŁŁŁŁŲ°ŁŲ§ ŲØŁŲ§Ų·ŁŁ.
Hadis tentang āriba itu memiliki 70 pintu dosa dan yang terkecil setara dengan menzinahi ibunyaā di dalamnya terdapat rawi Abdullah bin Ziyad, ia berkata bahwa telah menerangkan kepada kami Ikrimah dari Yahya dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dari Nabi saw. Telah meriwayatkan darinya dua orang dan hadis ini adalah bathil.
Imam al-Bukhari memberikan taālil, sebagaimana yang dikutip oleh ibn al-Jauzi dalam al-Maudhuat.
ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŲØŁŲ®ŁŲ§Ų±ŁŁŁŁ: Ų„ŁŁŁŁŁ ŁŲ§ Ų±ŁŁŁŁ ŁŁŲ°ŁŲ§ Ų§ŁŁŲŁŲÆŁŁŁŲ«Ł Ų£ŁŲØŁŁ Ų³ŁŁŁŁ ŁŲ©ŁŲ Ų¹ŁŁŁ Ų¹ŁŲØŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁ ŲØŁŁŁ Ų³ŁŁŁŲ§Ł Ł ŁŁŲ³Ł.
Imam al-Bukhari berkata, āTiada lain hadits yang diriwayatkan Abu Salamah hanyalah dari ucapan Abdullah bin Salam sendiri.ā
Setelah melakukan penakhrijan, kami menemukan riwayat yang dimaksud imam al-Bukhari yang terdapat dalam Syuāabul Iman imam al-Baihaqi. Berikut riwayat beserta sanadnya:
Ų£ŁŲ®ŁŲØŁŲ±ŁŁŁŲ§ Ų£ŁŲØŁŁ Ų¹ŁŲØŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲŁŲ§ŁŁŲøŁŲ ŁŁŁ ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁ ŲØŁŁŁ Ł ŁŁŲ³ŁŁŲ Ų«ŁŲ§ Ų£ŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲØŁŁŲ§Ų³Ł Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁ ŲØŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŲØŁŲ Ų«ŁŲ§ Ų„ŁŲØŁŲ±ŁŲ§ŁŁŁŁ Ł ŲØŁŁŁ Ų³ŁŲ¹ŁŲÆŁ Ų§ŁŁŲ®ŁŁŁŁŁŲ§ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲµŁŲ±ŁŁŁŁŲ Ų«ŁŲ§ Ų§ŲØŁŁŁ ŁŁŁŁŲØŁŲ Ų¹ŁŁŁ ŁŁŲ“ŁŲ§Ł Ł ŲØŁŁŁ Ų³ŁŲ¹ŁŲÆŁŲ Ų¹ŁŁŁ Ų²ŁŁŁŲÆŁ ŲØŁŁŁ Ų£ŁŲ³ŁŁŁŁ ŁŲ Ų£ŁŁŁŁ Ų¹ŁŲØŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁ ŲØŁŁŁ Ų³ŁŁŁŲ§Ł Ł ŁŁŲ§ŁŁ: ” Ų§ŁŲ±ŁŁŲØŁŲ§ Ų³ŁŲØŁŲ¹ŁŁŁŁ ŲŁŁŲØŁŲ§Ų Ų£ŁŲÆŁŁŁŲ§ŁŁŲ§ ŁŁŲ¬ŁŲ±ŁŲ©Ł Ł ŁŁŁŁŁ Ł ŁŲ«ŁŁŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŲ¶ŁŲ·ŁŲ¬ŁŲ¹Ł Ų§ŁŲ±ŁŁŲ¬ŁŁŁ Ł ŁŲ¹Ł Ų£ŁŁ ŁŁŁŁŲ ŁŁŲ£ŁŲ±ŁŲØŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲØŁŲ§ Ų§Ų³ŁŲŖŁŲ·ŁŲ§ŁŁŲ©Ł Ų§ŁŁŁ ŁŲ±ŁŲ”Ł ŁŁŁ Ų¹ŁŲ±ŁŲ¶Ł Ų£ŁŲ®ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁŁŁ Ł
Telah mengabarkan kepada kami Abu Abdullah al-Hafidz dan Muhammad bin Musa, telah menceritakan kepada kami Abul Abbas bin Yaākub, telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Saāad al-Khaulani al-Mishri, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab dari Hisyam bin Saāad dari Jaid bin Aslam bahwa Abdullah bin Salam berkata, āRiba itu memiliki 70 jenis dosa. Dosa riba yang paling ringan seperti seseorang meniduri ibu kandungnya sendiri dan dosa riba yang paling parah ialah seperti seseorang membeberkan kejelekan saudara muslimnya.
Dengan demikian, dari jalur Abu Hurairah ini yang benar adalah mauquf dari Abdullah bin Salam. Akan tetapi, setelah dilakukan analisis sanad, hadits mauquf ini pun statusnya dhaif, sebab pada sanadnya terdapat rawi bernama Hisyam bin Saāad, berikut komentar dari ahlu nuqad (para pengkritik hadits):
ŁŁŲ°ŁŁŁŲ±ŁŁŁ Ų§ŁŁŲØŁŲ±ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁ ŲØŁŲ§ŲØŁ : Ł ŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŲØŁ Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŲ¶ŁŁŲ¹ŁŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŁŁŲ§ŁŲ© Ł ŁŁ ŁŁŁ ŁŁŁŁŲŖŁŲØŁ ŲŁŲÆŁŁŁŲ«ŁŁŁ Ų ŁŁŁŁŲ§ŁŁ : ŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŁ ŁŁŲŁŁŁŁ ŲØŁŁŁ Ł ŁŲ¹ŁŁŁŁŁ : Ų¶ŁŲ¹ŁŁŁŁŁ Ų ŲŁŲÆŁŁŁŲ«ŁŁŁ Ł ŁŲ®ŁŲŖŁŁŁŲ·Ł-Ų„ŁŁŁŁ ŁŲ§ŁŁ ŲŖŁŁŁŲ°ŁŁŁŲØŁ Ų§ŁŁŁŁŁ ŁŲ§ŁŁ.
Al-Barqani menerangkan pada bab rawi yang dinisbahkan dhaif pada periwayatan dari rawi yang hadisnya dicatat. Ia berkata, āTelah berkata kepada Yahya ibn Maāin, āDia (Hisyam) rawi yang dhaif, hadisnya kacau.ā
ŲŁŲÆŁŁŲ«ŁŁŁŲ§ Ų§ŲØŁŁŁ Ų£ŁŲØŁŁ ŲØŁŁŁŲ±Ł Ų ŲŁŲÆŁŁŲ«ŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŲØŁŁŲ§Ų³Ł Ų Ų³ŁŁ ŁŲ¹ŁŲŖŁ ŁŁŲŁŁŁŁ ŲØŁŁŁ Ł ŁŲ¹ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁ : ŁŁŲ“ŁŲ§Ł Ł ŲØŁŁŁ Ų³ŁŲ¹ŁŲÆŁ ŁŁŁŁŲ³Ł ŲØŁŲ“ŁŁŁŲ”Ł Ų ŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŲŁŁŁŁ ŲØŁŁŁ Ų³ŁŲ¹ŁŁŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁŁŲ·ŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ§ ŁŁŲŁŲÆŁŁŲ«Ł Ų¹ŁŁŁŁŁ .-Ų§ŁŁŲ§Ł Ł ŁŁ Ų§ŁŲ¶Ų¹ŁŲ§Ų”.
Ibn Abi Bakr telah menerangkan kepada kami, ia berkata telah menerangkan kepada kami Abbas aku mendengar Yahya ibn Maāin berkata, āHisyam bin Saāad haditsnya tidak ada apa-apanya. Yahya bin Saāad al-Qathan tidak meriwayatkan hadits darinya.
Bahkan Hisyam ini menurut Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam Taqrib at-Tahdzib selain banyak kesalahan juga terindikasi syiāah. Walau demikian ia masih tergolong shaduq (rawi yang jujur).
Kedua jalur periwayatan di atas (sebagaimana yang telah diuraikan) jika diilustrasikan dengan pohon sanad, maka akan tergambar seperti berikut ini:


Selain riwayat yang menerangkan 73 pintu dosa pelaku riba, terdapat juga versi lain yang menyatakan bahwa dosa pelaku riba ada 72 (tujuh puluh dua) pintu dan dosa riba yang paling parah adalah semisal orang yang membeberkan kejelekan saudaranya sendiri.
ŲŁŲÆŁŁŲ«ŁŁŁŲ§ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁ ŲØŁŁŁ Ł ŁŁŁŲ³ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŲ§Ų³ŁŲ·ŁŁŲ ŁŁŲ§ŁŁ: ŲŁŲÆŁŁŲ«ŁŁŁŲ§ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁ ŲØŁŁŁ Ų£ŁŲØŁŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ ŁŲ ŁŁŲ§ŁŁ: ŲŁŲÆŁŁŲ«ŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŲØŁŲ Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ¹ŁŁ ŁŲ§ŁŁ ŲØŁŁŁ Ų±ŁŲ§Ų“ŁŲÆŁ Ų Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŲ²ŁŁŁŁŲ±ŁŁŁŲ Ų¹ŁŁŁ Ų³ŁŲ¹ŁŁŁŲÆŁ ŲØŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁŁŁŲØŁŲ Ų¹ŁŁŁ Ų£ŁŲØŁŁ ŁŁŲ±ŁŁŁŲ±ŁŲ©ŁŲ ŁŁŲ§ŁŁ: ŁŁŲ§ŁŁ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŲµŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ : Ų„ŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų£ŁŲ±ŁŲØŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲØŁŲ§ Ų§ŁŲ³ŁŲŖŁŲ·ŁŲ§ŁŁŲ©Ł Ų§ŁŁŁ ŁŲ±ŁŲ”Ł ŁŁŁ Ų¹ŁŲ±ŁŲ¶Ł Ų£ŁŲ®ŁŁŁŁ.
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Musa al-Wasithi ia berkata, āTelah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abi Nuāaim ia berkata, āTelah menceritakan kepada kami Wuhaib dari Nuāman bin Rasyid dari az-Zuhri dari Saāid al-Musayyab dari Abu Hurairah ia berkata, āRasulullah saw bersabda, āSesungguhnya dosa riba yang paling parah adalah seperti seseorang membeberkan kejelekan saudaranya sendiri.
Akan tetapi riwayat ini pun lemah dan kelemahan riwayat ini tertuju terdapat pada rawi yang bernama Nuāman bin Rasyid. Rawi ini terindikasi suāul hifdzi (lemah hafalannya) sehingga berdampak pada kualitas hadits yang diriwayatkan olehnya. Kesalahannya dijelaskan oleh Abu Zurāah sebagai berikut:
ŁŁŲ§ŁŁ Ų£ŁŲØŁŁ Ų²ŁŲ±ŁŲ¹ŁŲ©Ł : ŁŁŲ°ŁŲ§ Ų®ŁŲ·ŁŲ£Ł Ų Ų„ŁŁŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŁŁ Ų§ŁŲ²ŁŁŁŁŲ±ŁŁŁŁ Ų Ų¹ŁŁŁ Ų³ŁŲ¹ŁŁŲÆŁ ŲØŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁŁŁŲØŁ Ų Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ Ų Ł ŁŲ±ŁŲ³ŁŁŲ§Ł.
Abu Zurāah berkata: sanad ini salah, tiada lain sanad ini dari al Zuhriy dari Saāid dari Nabi secara Mursal.
Demikian juga Abu Hatim menerangkan letak kesalahan periwayatan ini sebagaimana berikut ini:
ŁŁŲ§ŁŁ Ų£ŁŲØŁŁ : ŁŁŲ°ŁŲ§ Ų®ŁŲ·ŁŲ£Ł Ų Ų±ŁŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŲØŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲØŁŲ§Ų±ŁŁŁ Ų Ų¹ŁŁŁ Ł ŁŲ¹ŁŁ ŁŲ±Ł ŁŁŁŁŁŁŁŲ³Ł Ų Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŲ²ŁŁŁŁŲ±ŁŁŁŁ Ų Ų¹ŁŁŁ Ų³ŁŲ¹ŁŁŲÆŁ ŲØŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁŁŁŲØŁ ŁŁŁŁ.
Ayahku (Abu Hatim) berkata, āSanad ini salah, yang benar adalah Ibnu Mubarak meriwayatkan dari Maāmar dan Yunus dari az-Zuhriy dari Saāid al Musayyab hanya sebagai ucapannya (bukan sabda Nabi saw).
Setelah diteliti ternyata riwayat ini merupakan hadits mauquf sebagaimana yang terdapat di dalam Mushannaf Abdur Razaq:
Ų£ŁŲ®ŁŲØŁŲ±ŁŁŁŲ§ Ł ŁŲ¹ŁŁ ŁŲ±Ł Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŲ²ŁŁŁŁŲ±ŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ų§ŲØŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁŁŁŲØŁ ŁŁŲ§ŁŁ : Ų£ŁŲ±ŁŲØŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲØŁŲ§ Ų§ŁŲ³ŁŲŖŁŲ·ŁŲ§ŁŁŲ©Ł Ų§ŁŁŁ ŁŲ±ŁŲ”Ł ŁŁŁ Ų¹ŁŲ±ŁŲ¶Ł Ų£ŁŲ®ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁŁŁ Ł
Telah mengabarkan kepada kami Maāmar dari az-Zuhri dari Ibnu al-Musayyab ia berkata, āDosa riba yang paling parah adalah seperti seseorang membeberkan kejelekan saudaranya yang muslim.
Dari penelusuran hadis-hadis tentang dosa riba memiliki lebih dari 70 pintu dan dosa paling kecil setara dengan berzina dengan ibunya, tidak ada satupun yang shahih, semuanya dhaif munkar, adhtirab, serta bukan berasal dari Nabi Saw. Walau demikian adanya, tetap dosa riba mesti dijauhi mengingat ancaman bagi pelakunya tidak ringan sebagaimana yang tercantum dalam al-Quran. WaLlahu Aālam












