Pertanyaan :
Wanita Hamil dua bulan keguguran lalu dikiret, ragu-ragu apakah sholat atau tidak?
Jawaban :
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kami akan membagi menjadi beberapa masalah :
Pertama, Masalah Darah Haid dan darah nifas, Kedua, Hukum darah haid dan darah Nifas, dan Ketiga, masalah keguguran
Masalah Pertama : Darah Haid dan Darah Nifas
Darah Haid adalah darah yang keluar dari farji perempuan dalam keadaan sehat, bukan karena melahirkan anak ataupun pecahnya selaput dara (Fiqih Mar’ah Muslimah, terjemah Anshori Umar, hal 46).
Warna darah haid adalah hitam berdasarkan hadits berikut ini :
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: إِنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ أَبِي حُبَيْشٍ كَانَتْ تُسْتَحَاضُ فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ دَمَ اَلْحَيْضِ دَمٌ أَسْوَدُ يُعْرَفُ فَإِذَا كَانَ ذَلِكَ فَأَمْسِكِي مِنَ اَلصَّلَاةِ فَإِذَا كَانَ اَلْآخَرُ فَتَوَضَّئِي وَصَلِّي ( رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَالنَّسَائِيُّ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ وَاسْتَنْكَرَهُ أَبُو حَاتِم)
Dari ‘Aisyah, bahwasanya Fatimah binti Abu Hubaisy sedang keluar darah penyakit (istihadlah). Maka bersabdalah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam kepadanya: Sesungguhnya darah haid adalah darah hitam yang telah dikenal. Jika memang darah itu yang keluar maka berhentilah dari shalat namun jika darah yang lain berwudlulah dan shalatlah. Riwayat Abu Dawud dan Nasa’i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim. Abu Hatim mengingkari hadits ini. (Bulughul Maram, Hal 85).
Menurut Asy-Syaukani, hadits di atas merupakan dalil bahwa warna hitam itu bisa dijadikan patokan dalam meneliti sifat darah. Artinya kalau darah itu berwarna hitam, itu darah haid. Sedang kalau berwarna lain, berarti istihadhah. (Nailul Author, Juz I hal. 406).
Adapun lafal nifas diambil dari kata an nafs yang salah satu artinya adalah darah. Menurut istilah nifas adalah
الدم الخارج عقب فراغ الرحم من الحمل
darah yang keluar dari rahim karena hamil. (Nihayatul Muhtaj, Juz I hal. 305).
Lebih khusus lagi pengertian darah nifas adalah sebagaimana dike
mukakan oleh Al-Ahnaf sebagai berikut :
الدم الخارج من الرحم عقيب الولادة
Darah Nifas adalah darah yang keluar dari rahim setelah melahirkan. (Badai’us Shona’i, Juz I hal. 41).
Masalah Kedua, Hukum darah haid dan darah Nifas
Hukum darah haid dan darah nifas adalah kotor dan najis.
Allah SWT. berfirman :
وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ ۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَ ۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
- mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. apabila mereka telah Suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.
Keterangan mengenai najisnya darah haid dan darah nifas adalah sebagaimana diterangkan oleh hadits berikut :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ الْمُنْذِرِ عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ أَنَّهَا قَالَتْ سَأَلَتْ امْرَأَةٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِحْدَانَا إِذَا أَصَابَ ثَوْبَهَا الدَّمُ مِنْ الْحَيْضَةِ كَيْفَ تَصْنَعُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَصَابَ ثَوْبَ إِحْدَاكُنَّ الدَّمُ مِنْ الْحَيْضَةِ فَلْتَقْرُصْهُ ثُمَّ لِتَنْضَحْهُ بِمَاءٍ ثُمَّ لِتُصَلِّي فِيهِ
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Hisam bin ‘Urwah dari Fatimah binti Al Mundzir dari Asma’ binti Abu Bakar Ash Shiddiq berkata, “Seorang wanita bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, katanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu bila seorang dari kami bajunya terkena darah haid. Apa yang harus dilakukannya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu menjawab: “Jika darah haid mengenai pakaian seorang dari kalian, maka hendaklah ia bersihkan darah yang mengenainya, lalu hendaklah ia percikkan air padanya, kemudian hendaklah ia shalat dengannya.” (HR. Bukhori, No. 296).
عَنْ أَسْمَاءَ قَالَتْ جَاءَتْ امْرَأَةٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ إِحْدَانَا يُصِيبُ ثَوْبَهَا مِنْ دَمِ الْحَيْضَةِ كَيْفَ تَصْنَعُ بِهِ قَالَ تَحُتُّهُ ثُمَّ تَقْرُصُهُ بِالْمَاءِ ثُمَّ تَنْضَحُهُ ثُمَّ تُصَلِّي فِيهِ
Dari Asma’ binti Abu Bakar RA, dia berkata, “Seorang wanita mendatangi Nabi lalu bertanya, “Salah seorang dari kami pakaiannya terkena darah, apa yang harus dia lakukan?” Rasulullah SAW menjawab, “Hendaknya ia menggosoknya dan membasahinya dengan air, serta membasuhnya, kemudian memakainya untuk shalat.” {Muslim 1/166}
Ketiga, masalah keguguran
هو الولد الخارج من بطن أمه لغير تمام (القاموس المحيط 2/ 365)
Keguguran adalah anak yang keluar dari perut ibunya dengan tidak sempurna (Kamus Muhith, 2:365).
هو الذي يسقط من بطن أمه ميتاً) شرح الدر المختار 1/ 64.)
Keguguran adalah bayi yang keluar dari perut ibunya dalam keadaan mati (Syar adDurul mukhtar, 1:64).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Keguguran diartikan dengan : Keluarnya janin dengan tidak sengaja sebelum waktunya lahir.
Adapun permasalahan yang anda tanyakan mengenai keguguran maka tentu darah yang dimaksud adalah darah yang keluar karena sebab kelahiran hanya saja belum pada saatnya (keguguran). Maka hukumnya sama dengan hukum nifas. Apabila darah sudah berhenti maka wajib mandi dan wajib shalat.
Cara mandi tersebut sebagaimana mandi janabat.
حَدَّثَنَا خَلَّادُ بْنُ يَحْيَى قَالَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ نَافِعٍ عَنْ الْحَسَنِ بْنِ مُسْلِمٍ عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ شَيْبَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كُنَّا إِذَا أَصَابَتْ إِحْدَانَا جَنَابَةٌ أَخَذَتْ بِيَدَيْهَا ثَلَاثًا فَوْقَ رَأْسِهَا ثُمَّ تَأْخُذُ بِيَدِهَا عَلَى شِقِّهَا الْأَيْمَنِ وَبِيَدِهَا الْأُخْرَى عَلَى شِقِّهَا الْأَيْسَرِ
Telah menceritakan kepada kami Khallad bin Yahya berkata, telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Nafi’ dari Al Hasan bin Muslim dari Shafiyah binti Syaibah dari ‘Aisyah berkata, “Jika salah seorang dari kami junub, maka ia mengambil air dengan kedua tangannya dan disiramkan ke atas kepala, lalu mengambil air dengan tangannya dan disiramkan ke bagian badan sebelah kanan, lalu kembali mengambil air dengan tangannya yang lain dan menyiramkannya ke bagian badan sebelah kiri.” (Bukhori, No. Hadist: 268).
Kesimpulan :
- Wanita hamil lalu keguguran, maka darah yang keluar adalah darah nifas.
- Jika darahnya sudah berhenti keluar, maka ia wajib melaksanakan shalat.
Dewan Kajian Masa`il:
Nashruddin Syarief, Robi Permana, Iwan Abu ‘Ayyasy, Irsyad Taufieq Rahman, Achmad Nurdiyansyah, Oman Warman, Muhammad Atim, Husna Hisaba Kholid, Saeful Japar Sidik, Fauzy Barokah Ramdani, Iwan Ridwan