Previous
Next
Mengisi liburan akhir tahun 2019, Pemuda Persatuan Islam Babakan Ciparay bekerja sama dengan Pesantren Persatuan Islam 27 Situaksan Bandung menggelar acara Supercamp al-Qur`an di perkemahan Hejo Forest, Ciwidey, Bandung, pada 21-23 Desember 2019. Acara yang mengusung tema “al-Qur`an Belahan Jiwaku” ini dihadiri oleh 230 orang peserta yang berasal dari santri Pesantren Persis 27 Situaksan Bandung, Pesantren Persis 1 Pajagalan Bandung, Pesantren Persis 112 Bogor, Rumah al-Qur`an Pasteur, dan Himpunan-himpunan Remaja Masjid di wilayah Bandung.
Acara Supercamp ini, sebagaimana namanya, merupakan acara camping atau perkemahan bagi para remaja Islam, di mana masing-masing kelompok remaja yang menjadi peserta diharuskan membuat perkemahan sendiri. Mereka diharuskan berbekal tenda secara mandiri, lengkap dengan perlengkapannya dan makanannya. Para remaja Islam ini dengan sendirinya dituntut untuk belajar bekerja sama dan berkelompok secara mandiri; mengatur tempat tinggal sementara, makan, minum, dan menyiapkan berbagai kegiatan kelompok secara mandiri. Pembelajaran kemandirian dan kerja sama ini diharapkan tertanam dalam karakter mereka meski secara bertahap, sehingga menjadi bekal yang berharga untuk mereka di masa depan.
Kegiatan camping ini beda dari yang lainnya karena ada tajuk “al-Qur`an”-nya. Kegiatan utamanya diarahkan pada pendidikan al-Qur`an, mulai dari materi utama tentang “al-Qur`an Belahan Jiwaku” yang juga dijadikan tema kegiatan, pembekalan tahsin al-Qur`an di setiap selesai shalat maghrib-isya, kuliah shubuh seputar al-Qur`an, dan shalat tahajjud berjama’ah membaca 1 juz al-Qur`an dengan imam dari para peserta secara bergantian di setiap 2 raka’at. Shalat tahajjud di alam terbuka dengan cuaca yang cukup dingin menusuk tulang ini mungkin yang paling terasa kesannya untuk para peserta, terlebih mereka yang belum terbiasa mengamalkannya, sebab shalat tahajjud ini dimulai dari jam 02.00 s.d jam 04.00 menjelang adzan shubuh. Jika pada kegiatan perkemahan remaja umumnya selalu ada acara “jurit malam” untuk melatih mental para remaja, maka pada Supercamp al-Qur`an kegiatan itu diisi dengan shalat tahajjud selama 2 jam untuk mengasah jiwa dengan lantunan al-Qur`an.
Tema kegiatan yang mengusung “al-Qur`an Belahan Jiwaku” didasarkan pada hadits Nabi saw yang diriwayatkan dalam Musnad Ahmad bab hadits ‘Abdullah ibn Mas’ud no. 3712 dan 4318 tentang ajaran do’a memohon kepada Allah swt agar menjadikan al-Qur`an sebagai belahan jiwa. Nabi saw bersabda: “Tidaklah seorang pun yang ditimpa kegelisahan dan kesedihan lalu ia berdo’a dengan do’a ini kecuali Allah akan menghilangkan kegelisahan dan kesedihannya, dan menggantikannya dengan kelapangan”. Dengan kata lain, melalui acara Supercamp al-Qur`an ini semua remaja diingatkan untuk selalu menggantungkan hidupnya kepada Allah swt melalui al-Qur`an, untuk senantiasa mengisi jiwanya dengan al-Qur`an, dan untuk senantiasa menerangi hatinya dengan al-Qur`an. Mereka diarahkan untuk tidak lari ke hiburan ketika mereka galau, tidak lari ke musik ketika mereka stress, dan tidak lari ke tontonan yang tidak mendidik ketika mereka lelah.
Sebagaimana dijelaskan oleh Ustadz Nashruddin Syarief, pengisi acara utama tentang “al-Qur`an Belahan Jiwaku”, mendidikkan al-Qur`an agar menjadi belahan jiwa setiap muslim itu merupakan tugas penting yang seringkali susah diamalkan karena memerlukan waktu yang lama. Semakin susah ketika kaum muslimin pada umumnya kembali kepada Islam di usia tua. Menurut Ustadz yang juga sebagai Mudir ‘Am Pesantren Persis 27 Situaksan Bandung ini, mendidikkan al-Qur`an untuk menjadi belahan jiwa itu harus dimulai dari sejak usia muda. Maka dari itu acara Supercamp al-Qur`an ini diharapkan mengingatkan generasi muda untuk dari sejak dini menanamkan al-Qur`an ke dalam belahan jiwanya. Cara yang paling utamanya adalah dengan merutinkan berdo’a, membiasakan dzikir hafalan al-Qur`an, dan merutinkan shalat malam sambil mentartilkan al-Qur`an. Semua peserta diberi waktu selama setengah jam di malam pertama untuk bersama-sama menghafal do’a “al-Qur`an Belahan Jiwaku”. Selanjutnya di setiap sesi acara sampai acara penutupan, do’a tersebut pun diulang-ulang agar semakin diingat oleh para peserta.
Di samping itu, acara Supercamp al-Qur`an juga diisi dengan Dialog Generasi Muda bersama Pemuda dan Pemudi Persis, Penyuluhan P3K oleh dr. Sonny Ramdani dan tim, debating antar perwakilan peserta, game kerja sama tim, dan pentas seni Islami di malam terakhir yang dipersembahkan oleh semua perwakilan kelompok peserta.
Redaksi Majalah Tafaqquh sempat mewawancarai salah seorang peserta Supercamp al-Qur`an menanyakan tentang kesannya mengikuti kegiatan ini. Faza Adiba, santri dari Pesantren Persis 27 Situaksan Bandung, yang menjadi salah satu peserta dari acara Supercamp ini mengatakan: “Alhamdulillah dengan adanya supercamp ini saya bertambah wawasan dalam segi ilmu yang disampaikan oleh pemateri-pemateri yang ilmunya luar biasa. Selain itu juga dalam supercamp ini semua peserta khususnya saya sendiri, dapat merasakan bagaimana caranya kompak dalam berkelompok dan bagaimana rasanya melatih atau beradaptasi baik ketika shalat, pemaparan materi, pentas seni, dan lain sebagainya dengan kondisi alam yang berbeda atau bisa disebut lebih dingin dari kota Bandung, Akan tetapi karena kebersamaan rasa dingin itu dapat hilang dengan seketika.”
Semoga saja semua peserta yang mengikuti kegiatan ini bisa menjadi abna`ul-akhirah; generasi akhirat.
Fikri Dzikrul Hakim & Redaksi Majalah Tafaqquh