Definisi cantik adalah sesuatu hal yang indah dan terasa enak dipandang karena keelokannya. Kata cantik kerap kali diidentikan dengan rupa wajah yang dapat mengagumkan mata yang memandangnya. Namun, secantik-cantiknya seorang wanita, kecantikan tersebut suatu saat pasti akan memudar atau bahkan hilang atas izin Allah swt. Seiring bertambahnya usia pun kecantikan yang kini dibangga-bangga kan hanya akan menjadi sebuah memori dan dambaan semata di usia tua sedangkan inner beauty tidak akan pernah pudar jika sang pemilik menjaganya dengan sebaik-baiknya. Adapun Inner beauty merupakan istilah dalam bahasa inggris yang bermakna kecantikan bathiniah atau jiwa. Inner beauty memang tidak bisa dilihat namun bisa dirasakan.
Cantik itu maknanya luas. Akan tetapi, cantik yang sesungguhnya ialah yang berasal dari hati. Banyak wanita yang dianugerahi kecantikan fisik yang memesona namun tidak dapat memelihara dan menjaga kecantikan hatinya dengan baik sehingga aura cantiknya pun seakan-akan tertutup. Banyak orang yang sampai rela mengorbankan segalanya termasuk harta dan jiwanya hanya demi mendapatkan kecantikan fisik yang tidak seberapa yang bahkan akan hilang suatu saat dan ia lupa akan kecantikan sesungguhnya yang terdapat dalam jiwa yang seharusnya diperbaiki dan dipelihara. Jadi, apalah guna mempercantik diri tanpa melirik kebutuhan hati yang lebih penting untuk diperindah? Terkadang kita pun akan merasa lebih nyaman besama orang yang mungkin penampilan luarnya biasa saja namun hatinya penuh keberkahan karena diisi oleh kebaikan-kebaikan. Inilah yang dimaksud bahwa inner beauty itu dapat dirasakan dari kepribadian yang tertanam padanya sifat-sifat akhlakul karimah.
Kecantikan batin dapat terbentuk jika didasari oleh iman dan taqwa. Sebagai seorang yang beriman tentu kita berkewajiban untuk beribadah hanya kepada Allah swt dan menjauhi seluruh perkara yang dapat menjerumuskan kepada perbuatan syirik sebagai wujud bukti keimanan kita. Ibnu Abbas r.a berkata bahwa orang-orang yag beriman ialah orang-orang yang percaya (membenarkan). Adapun Ibnu Jarir berkata bahwa yang lebih utama itu bila beriman kepada yang ghaib secara lisan, keyakinan, perbuatan, dan disertai takut kepada Allah swt. Intinya, jika benar-benar beriman maka buktikanlah pengakuan tersebut dengan perbuatan.
Adapun makna taqwa menurut Imam Ibnu Katsir yaitu menaati Allah swt dan tidak bermaksiat kepada-Nya. Taqwa bisa dikatakan barometer keimanan seorang muslim. Allah swt tidak akan menilai seseorang dari kecantikan fisiknya akan tetapi dari kecantikan dan kebersihan hatinya. Seorang muslimah yang bertaqwa akan senantiasa menjaga hatinya agar terhindar dari penyakit-penyakit yang dapat merusak. Jika hatinya bersih maka seluruh anggota badan pun akan bersih. Menurut Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam kitab At-Tafsir al-Munir, yang dimaksud dengan hati yang bersih ialah yang terhindah dari akidah yang rusak, akhlak tercela, kecenderungan melakukan maksiat yang puncaknya adalah kufur, syirik, dan nifak. Kebersihan hati inilah yang akan mencerminkan akhlak dan perilaku seseorang. Jika hatinya kotor dan penuh penyakit maka akhlaknya pun akan kotor dan tercela. Hal ini sebagaimana sabda Nabi saw:
عَنْ أَبى عَبْدِ الله النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رضى الله عنهما قَالَ- سَمِعْتُ رَسُوْلَ الله صلى الله عليه وسلم يَقُوْل…: – أَلاَ وَ إِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمَى أَلاَ و إِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ – أَلَا وَ إِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَ إِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ. (رواه البخارى ومسلم)
Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir ra, berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda:… “Ketahuilah di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, seluruh tubuhpun baik, dan jika ia rusak, seluruh tubuhpun rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari Muslim)
Kecantikan itu bersifat relatif. Oleh karenanya, kecantikan hati hendaklah menjadi prioritas yang mesti diperhatikan terutama bagi seorang muslimah agar dapat menjadi sebaik-baik perhiasan dunia. Inner beauty dapat terjaga apabila kita betul-betul menaati perintah Allah swt dan Rasul-Nya termasuk menjauhi apa-apa yang dilarang oleh-Nya. Sebagai seorang muslimah tentulah kita berkewajiban untuk menutup aurat dengan sebaik-baiknya sebagai wujud ketaatan terhadap Allah swt. Pakaian yang menutup aurat sepatutnya dapat menjadi cerminan dari hati yang bersih karena sudah menjalankan perintah Allah swt. Namun, nampaknya masih banyak muslimah yang tidak selaras antara hati dengan sikapnya. Banyak wanita muslimah yang terlalu terfokus kepada memperbaiki penampilannya saja hingga rela merogoh sakunya untuk membeli pakaian-pakaian baru yang mahal dan indah. Bahkan hal ini justru dijadikan sebagai ajang untuk bersaing. Banyak wanita muslimah yang sengaja menjulurkan pakaiannya karena sombong dan ria padahal nabi saw. jelas melarang hal ini. Diterangkan dalam saebuah hadits,
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ – رضى الله عنهما – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ إِنَّ أَحَدَ شِقَّىْ ثَوْبِى يَسْتَرْخِى إِلاَّ أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ .فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِنَّكَ لَسْتَ تَصْنَعُ ذَلِكَ خُيَلاَءَ. ( رواه البخارى)
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang menjulurkan pakaiannya dengan sombong, Allah tidak akan melihat dirinya pada hari kiamat.” Lalu Abu Bakar berkata: “Sesungguhnya salah satu ujung celanaku biasa melorot akan tetapi aku selalu memperhatikannya.” Maka Rasulullah saw. menjawab: “Engkau bukan melakukannya karena sombong”. (H.R Bukhari)
Selain itu, untuk membentuk inner beauty tentulah seorang muslimah mesti dapat merealisasikan dan menjaga rukun islam dengan baik. Diantara rukun islam yakni, shalat, shaum, dan zakat. Shalat dapat menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar. Kemudian shaum dapat melatih diri dari menghindari melakukan perbuatan-perbuatan tercela. Adapun zakat dapat menyucikan hati dan jiwa serta melatih untuk peduli terhadap sosial. Semua perbuatan inilah yang dibutuhkan untuk memperindah hati.
Manusia tidak ada yang sempurna dan tidak pernah luput dari kesalahan. Seorang muslimah sejati akan senantiasa menguatkan akidahnya dan memperbaiki akhlaknya agar dapat menjadi hamba Allah yang taat. Akidah yang kuat akan menambah keimanan sehingga akan terus memacu diri untuk beribadah dan beramal shalih. Jika merasa masih memiliki akhlak yang tercela, maka kikislah oleh akhlak terpuji. Akhlak terpuji dapat terus dilatih dengan istiqamah mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sekecil apapun usaha yang kita lakukan, In Syaa Allah ada ganjaran pahalanya di sisi Allah. Hal ini tentu dilakukan tidak lain hanya untuk mengharap pahala dan ridla Allah swt yang kemudian akan mengantarkan ke surga. Adapun terlalu fokus memperindah penampilan luar saja belum tentu mengantarkan kita ke surga-Nya. Meskipun begitu, kita tetap tidak boleh berlaku abai dengan kebersihan diri dan penampilan. Islam ini agama yang penuh fitrah. Agama Islam sangat memerhatikan segi kebersihan dan kerapian. Maka, sepatutnya kita menerapkan kedua hal tersebut, yakni beauty inside and brightness outside.
Wallahu a’lam bishawab.
